Minggu, 10 April 2016

Tugas kuliah

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI SWASTA MELALUI KEPEMIMPINAN ADAPTIF INTEGRATIF


Dilingkungan organisasi pendidikan, khususnya perguruan tinggi, salah satu ukuran efektivitas organisasi ditunjukkan dengan adanya tingkat ketercapaian akreditasi. Suatu unit dan program studi yang telah terakreditasi dapat diartikan mampu mencapai tujuannya karena untuk mendapatkan nilai “baik” harus mencapai nilai/skor tertentu. Pada pengukuran efektivitas organisas Perguruan Tinggi berbasis komponen akreditasi menggambarkan kemampuan lembaga mencapai kualitas sistem pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pencapaian skor/ nilai akreditasi “A” menuntut kekuatan dan komitmen semua unsur yang ada di dalam unit satuan program studi.

Kepemimpinan merupakan proses penggunaan pengaruh tanpa paksaan untuk membentuk tujuan-tujuan kelompok atau organisasi. Kepemimpinan merupakan hubungan dinamis yang didasarkan pada pengaruh timbal balik antara pemimpin dan pengikut yang menghasilkan tingkat motivasi yang lebih tinggi (Mc Laurin & Al Amri, 2008).


ISI JURNAL
Penelitian Patillo (2009) menjelaskan, bahwa otonomi tugas merupakan kebebasan mengembangkan pola dan strategi dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Kebebasan dalam menyelesaikan tugas berarti seorang karyawan diberikan keluasan sesuai daya kreativitas dan inovasinya. Tingginya program studi yang telah terakreditasi tersebut ternyata belum menjamin homogenitas persepsi antara ketua program studi atau jurusan dan dosen. Unsur pimpinan program studi/ jurusan dan dosen. Kesenjangan kualitas dapat terjadi sebagai akibat variasi program studi. Artinya, tiap-tiap perguruan tinggi memiliki karakteristik dalam mengembangkan program studinya yang pada akhirnya berdampak pada nilai akreditasi, sementara nilai akreditasi dipergunakan oleh stakeholder sebagai salah satu syarat untuk menilai kualitas lulusan.
      Untuk mencapai nilai tinggi, suatu unit program studi harus didukung sumber daya yang memadai. Apa saja yang mempengaruhi suatu unit program studi supaya mencapai nilai tinggi, yaitu :
1.      Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan proses penggunaan pengaruh tanpa paksaan untuk membentuk tujuan-tujuan kelompok atau organisasi. Bukan hanya itu, pemimpin yang berhasil memiliki pola kepemimpinan yang sesuai dengan keinginan dan tuntutan anggota organisasi, hal ini akan mampu meningkatkan kinerja individu dan organisasi. Pola/ gaya kepemimpinan yang bagus yang dimiliki oleh seorang pemimpin tentu akan berpengaruh dalam timbal balik antara pemimpin dan pengikut yang menghasilkan tingkat motivasi yang lebih tinggi.

2.      Kerjasama Tim
Kerjasama antara pimpinan dengan anggota yang lain harus baik dan kompak sehingga kerjasama yang diharaplan dapat memperoleh suatu tujuan yang baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pemahaman tentang pentingnya kerjasama sebagai salah satu indikator yang kuat dalam menentukan seberapa efektifnya komunikasi yang dapat dibangun untuk mendapatkan dukungan dari masing-masing anggota.

3.      Komitmen yang efektif
Tujuan organisasi akan tercapai jika masing-masing anggota memiliki komitmen untuk bekerja dan berprestasi dalam organisasi tersebut. Dalam suatu organisasi dalam Perguruan Tinggi karyawan  dengan komitmen afektif tinggi mungkin akan setia dan sangat melekat pada organisasi, sehingga mengurangi kemungkinan pergantian tenaga kerja tinggi.

4.      Kepuasan kerja
Kepuasan merupakan sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja adalah sikap umum karyawan terhadap pekerjaannya dan secara langsung mengikat pada kebutuhan individu termasuk pekerjaan yang menantang, penghargaan yang adil, lingkungan kerja dan teman sejawat yang mendukung.


            Berdasarkan research gap dan fenomena manajemen, maka permasalahan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana peran pemimpin dalam proses resolusi konflik substantif serta implikasinya terhadap kerjasama tim, komitmen afektif, kepuasan kerja dan efektivitas organisasi?”
Penelitian ini memiliki kegunaan praktis sebagai berikut:
1)      Pengujian secara empiris dengan mengintegrasikan berbagai faktor personal dan organisasional diharapkan memberikan wacana bagi praktik-praktik organisasi pendidikan di tingkat perguruan tinggi swasta,
2)      Memberikan kontribusi pemikiran bagi para pimpinan, khususnya di pendidikan tinggi, yang menekankan bahwa gaya kepemimpinan adaptif integratif dalam membangun konflik substantif dan fungsional merupakan pilihan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan kepuasan kerja, komitmen dan efektivitas organisasi.
Heifetz (2004) merumuskan konsep dan pendekatan kepemimpinan adaptif melalui identifikasi seperangkat kriteria yang diberikan untuk mempertahankan otoritas pemimpin dalam situasi adaptif. Kepemimpinan adaptif tidak berpretensi bahwa seseorang harus memberikan jawaban atau memiliki visi yang telah ditentukan hasilnya. Pemimpin yang adaptif selalu berusaha mengenali peluang dan tantangan yang dipadukan dengan kekuatan internal. Pendekatan dalam memahami hubungan antara pimpinan dan bawahan memunculkan model kepemimpinan transaksional, transformasional dan karismatik. Pemimpin transaksional membantu anggota organisasi untuk mengidentifikasi perilaku agar mencapai hasil yang lebih berkualitas (Masi & Cooke, 2000). Kepemimpinan transformasional berusaha memotivasi karyawan untuk bekerja mencapai tujuan bukan hanya untuk kepentingan pribadi jangka pendek, tetapi untuk mencapai prestasi dan aktualisasi diri (McLaurin & Al Amri, 2008). Tipe kepemimpinan karismatik berusaha mewujudkan atmosfer motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya pimpinan dalam diri bawahannya (McLaurin & Al Amri, 2008). Hubungan antara kepemimpinan transaksional dan transformasional memunculkan gaya kepemimpinan adaptif (Bass, 2003; Van Slyke & Alexander, 2006).
Efektivitas organisasi diukur dari tingkat ketercapaian tujuan. Efektivitas organisasi terdiri dari individu dan kelompok, karena itu efektivitas organisasi terdiri dari efektivitas individu dan kelompok (Kok-Yee Ng, 2008). Namun demikian, efektivitas organisasi adalah lebih banyak dari jumlah efektivitas individu dan kelompok, sehingga organisasi dapat efektif jika mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatannya dari pada jumlah hasil karya setiap bagiannya.
Cameron (1978) mengembangkan model penilaian efektivitas organisasi untuk
institusi pendidikan tinggi di Amerika Serikat. Model ini memperkenalkan sembilan dimensi efektivitas organisasi, yaitu: (a) kepuasan pendidikan mahasiswa; (b) pengembangan akademik mahasiswa; (c) pengembangan karier mahasiswa; (d) pengembangan personal mahasiswa; (e) kepuasan karyawan administrasi fakultas; (f) kualitas dan pengembangan profesional fakultas, (g) keterbukaan sistem dan interaksi komunitas; (h) kemampuan untuk memperoleh sumber daya dan (i) kesehatan organisasi. Implementasi dari dimensi tersebut sangat bervariasi sesuai deng-an karakteristik penelitian.
Dimensi Efektivitas Organisasi Institusi Pendidikan
No
Dimensi
Indikator/Item
1.
Kepuasan pendidikan mahasiswa
1.      Mahasiswa menikmati kehidupan di kampus
2.      Mahasiswa memelihara hubungan baik dengan fakultas
3.      Mahasiswa memiliki kepuasan yang tinggi dengan program studi
4.      Rata-rata mahasiswa drop out tinggi
2.
Pengembangan
akademik mahasiswa
1.      Mahasiswa mencapai prestasi akademik yang tinggi
2.      Mahasiswa hanya ingin mencapai kualifikasi akademik, bukan untuk memperoleh pengetahuan
3.      Mahasiswa sebagai pelajar mandiri
3.
Pengembangan karier
mahasiswa
1.      Lulusan dengan mudah mendapatkan pekerjaan setelah mereka lulus
2.      Bekerja sesuai dengan bidang yang mereka pelajari
3.      Sangat direkomendasikan oleh pemberi kerja
4.      Mempunyai gaji yang memadai dibandingkan sesama lulusan dengan jurusan yang sama di universitas lain
4.
Pengembangan personal mahasiswa
1.      Mahasiswa sangat memperhatikan kepentingan umum
2.      Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler
3.      Menghormati dosen
5.
Kepuasan dosen
1.      Dosen merasa senang dalam mengajar
2.      Dosen senang melakukan penelitian
3.      Puas dengan lingkungan kerja
4.      Universitas saya merupakan pemberi kerja yang baik
5.      Universitas saya berada dalam rangking tertinggi dalam penelitian dan publikasi dibandingkan dengan universitas lain di wilayah dan bidang yang sama
6.
Pengembangan profesional dan kualitas fakultas

1.      Dosen mempunyai kualifikasi terbaik dibandingkan dengan universitas lain diwilayah yang sama
2.      Dosen dipacu dengan penghargaan yang tinggi dalam lingkungan akademik
3.      Universitas saya mendorong dan mendukung pengembangan dosen
7.
Keterbukaan sistem dan interaksi komunitas

1.      Dosen aktif dalam berbagai pengabdian pada masyarakat
2.      Menekankan pada kebutuhan pemberi kerja
3.      Dosen menikmati reputasi yang bagus dari masyarakat
4.      Menjaga hubungan baik dengan industri atau institusi pendidikan tinggi yang lain
8.
Kemampuan untuk
memperoleh sumber
daya

1.      Dapat menarik mahasiswa terbaik untuk mendaftar
2.      Dapat menarik dan mempertahankan staff yang mempunyai kualitas bagus
3.      Mampu bekerjasama dengan universitas yang lain dalam memperoleh dana penelitian
4.      Mampu bekerjasama dengan universitas lain untuk memperoleh sponsor dari Industri

Sumber: Kwan dan Walker (2004)












Kesimpulan


Penelitian ini dilaksanakan dengan maksud untuk melakukan pengujian terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi gaya kepemimpinan adaptif integratif, kerjasama tim, komitmen afektif dan kepuasan kerja serta im-plikasinya terhadap efektivitas organisasi pada program studi/jurusan Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta.
Berdasarkan hipotesis-hipotesis yang telah dikembangkan dalam penelitian ini, maka masalah penelitian yang telah diajukan dapat dijustifikasi melalui Structural Equation Modeling, dapat ditentukan, bahwa hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi dan pada akhirnya sampai pada variabel efektivitas organisasi dari enam konstruk yang diajukan dan didukung secara empirik adalah (1) Resolusi Kolaboratif, (2) Kerjasama Tim, (3) Kepemimpinan Adaptif Integratif, (4) Otonomi Tugas, (5) Komitmen Afektif dan (6) Kepuasan Kerja.

 Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

Kelebihan :
Kelebihan dalam jurnal ini sudah cukup baik dalam membahas masalah-masalah keefektifitan dalam suatu organisasi yang mana keefektifan tersebut merupakan suatu tolak ukur apakah ketercapaian suatu organisasi itu berhasil atau tidak.  Jadi ketercapaian suatu organisasi yang baik itu menentukan keefektifan organisasi.
Kekurangan :
Penelitian empiris ini belum  mampu menjelaskan pengaruh otonomi tugas terhadap komitmen afektif melalui gaya kepemimpinan adaptif integratif.
Dalam jurnal ini juga belum begitu jelas maksud dan penjabaran lebih rinci mengenai suatu keefektifan organisasi. Jurnal ini kurang terfokus pada pembahasan dan penelitianya.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar